Langsung ke konten utama

Umar bin Khattab: "Pukullah Anak Bangsawan Ini!"

KISAH :

Tentang ucapannya untuk memberlakukan hukuman qishash bagi pejabat yang diangkatnya, Umar sungguh tidak bermain-main dengan ucapannya itu. Dan ini benar-benar terjadi pada diri Gubernur Mesir, Amr bin 'Ash.

Suatu hari, seorang pemuda Mesir datang menghadap khalifah dengan wajah tampak duka dan menderita. Dia mengadu kepada khalifah:

"Wahai Amirul Mu'minin, beginilah penderitaan orang yang melindungkan dirinya kepada anda … !"

Setelah mendapat penjelasan, tahulah Umar bahwa pemuda ini telah dianiaya oleh Muhammad putra Gubernur Amr bin 'Ash. Ia dipukul oleh putra gubernur itu berkali-kali. Penyebabnya adalah karena dia mengalahkan Muhammad bin Amr dalam suatu perlombaan lari. Muhammad naik pitam dan mendera punggungnya dengan cambuk sambil berkata:

"Nah, terimalah ini. Tidak tahukah kamu bahwa saya ini anak seorang bangsawan!"

Amirul Mu'minin pun memanggil 'Amr bin 'Ash bersama putranya, Muhammad. Marilah kita mendengarkan penuturan Anas bin Malik:

Demi Allah, ketika itu kami sedang duduk-duduk dekat Umar, tiba-tiba datanglah 'Amr bin 'Ash dengan memakai jubah dan sarung. Umar pun mencari-cari puteranya, Muhammad, dengan pandangan matanya. Ternyata dia berada di belakang bapaknya.

"Mana orang Mesir itu ?" tanya Umar.
"Ini saya, wahai Amirul Mu'minin !" ujar pemuda itu.
"Ambil cambuk !" perintah Umar. "Pukullah anak bangsawan ini " lanjutnya lagi.



Maka pemuda itu memukuli Muhammad hingga kesakitan. Sebenarnya kami (yaitu Anas bin Malik) menginginkan agar pemuda itu menghentikan pukulannya karena sudah terlalu banyak, tetapi Umar masih terus mengatakan:

"Pukullah anak bangsawan itu!"

Kemudian Umar berkata lagi:

"Alihkan pukulanmu kepada 'Amr, karena demi Allah, anaknya takkan memukulmu apabila bapaknya tidak berkuasa !"

Pemuda Mesir itu berkata:
"Wahai Amirul Mu'minin, saya telah merasa cukup !"

Umar berujar:
"Demi Allah, sekiranya kamu hendak memukulnya maka kami takkan menghalangimu sampai kamu sendirilah yang menolaknya".

Kemudian dia berpaling kepada 'Amr bin 'Ash:

"Hai 'Amr, sejak kapan tuan memperbudak manusia, padahal mereka dilahirkan oleh ibu-ibu mereka dalam keadaan merdeka !"

Setelah itu, ia berpaling kepada pemuda Mesir tadi seraya berkata:

"Pulanglah kamu dalam keadaan selamat. Dan sekiranya ada hal-hal yang mengkhawatirkan, tulislah surat kepada saya !"


Orang yang diceritakan oleh Anas bin Malik adalah 'Amr bin 'Ash, seorang tokoh di antara sahabat terkemuka dan seorang gubernur dari suatu wilayah terbesar dari wilayah-wilayah yang dibebaskan. Namun putranya tak luput dari hukuman, bahkan hampir saja hukuman itu menimpa dirinya sendiri seandainya pemuda Mesir yang berhak melakukan qishash itu tidak memaafkannya.

Postingan populer dari blog ini

Serigala pun Tidak Memangsa Kambing

KISAH : Malik bin Dinar berkata: "Ketika Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah, para penggembala kambing di puncak gunung berkata: 'Siapakah khalifah yang saleh yang sedang memerintah manusia sekarang ini ?' Lalu orang-orang yang berasal dari kota bertanya kepada mereka: 'Mengapa kalian mengetahui semua itu?' Para penggembala menjawab: 'Sesungguhnya pemerintahan apabila dipegang oleh seorang khalifah yang saleh, serigala dan singa tidak akan mengganggu kambing-kambing kami !' " Hasan al-Qashar berkata: "Aku bekerja sebagai pemerah susu kambing pada pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Pada suatu ketika, aku melewati seorang penggembala, sedangkan di tengah-tengah gerombolan kambingnya ada tiga puluh serigala. Padahal sebelumnya aku mengira gerombolan anjing karena aku belum pernah melihat serigala. Aku bertanya: 'Wahai penggembala, untuk apa anjing sebanyak ini ?' Dia menjawab: 'Wahai anak muda, ini bukan kawanan anjing,

Umar dan Anak Unta yang Tersesat

KISAH : Kiamat seolah datang, seandainya Umar mendengar bahwa ada sepeser uang milik umum dicuri atau dirampas atau dibelanjakan secara boros. Tubuhnya akan gemetar dan hati orang yang melihatnya akan bergetar seolah-olah yang hilang bukan hanya satu atau dua rupiah tetapi seluruh kekayaan dan isi perbendaharaan baitul mal. Ia pernah bersumpah bahwa dirinya merasa takut akan pertanyaan Allah seandainya seorang unta hasil zakat hilang di pinggir sungai Tigris atau Eufrat, walaupun dia sendiri berada di Madinah. Pada suatu hari yang terik di musim panas yang amat menyengat, Usman bin Affan melepaskan padangan dari jendela dangaunya yang terletak di tempat yang tinggi. Tampak olehnya seorang laki-laki sedang mengiring dua ekor anak unta, sementara udara panas menyelubungi bagaikan lambaian lidah api yang menyala seolah-olah hendak membakar gunung dan menghancurkannya. " Kenapa orang ini tidak tinggal di rumah saja menunggu udara dingin ?" Tanya Usman dalam hati. Kem

Hadiah di Zaman Kita Adalah Suap

Amru bin Muhajir menuturkan: Pada suatu hari Umar bin Abdul Aziz menginginkan sebuah apel. Katanya: “ Alangkah enaknya jika kita punya apel. Baunya harum dan rasanya enak. ” Kemudian seorang lelaki dari keluarganya pergi untuk menghadiahkan sebuah apel untuknya. Ketika utusan saudara Umar datang membawakan apel untuknya, dia berkata: “ Betapa harum baunya dan betapa bagus kulit buahnya. Bawa kembali apel wahai anak muda dan sampaikan salamku kepada si fulan pemberi apel ini. Katakan padanya bahwa hadiah yang dia berikan telah kami terima sesuai dengan yang dia niatkan ”. Aku (Amru bin Muhajir) berkata: “ Wahai Amirul Mukminin, pemberi apel itu adalah anak pamanmu dan seorang laki-laki dari anggota keluargamu, sedang engkau sudah mengetahui bahwa Nabi saw mau memakan hadiah, tetapi beliau tidak menerima sedekah ”. Umar menjawab: “ Celaka kamu, sesungguhnya hadiah pada zaman Nabi saw adalah benar-benar hadiah, tapi pada zaman kita ini, hadiah itu adalah suap (risywah) ”.